Hampir tiap orang pernah merasakan cemas, atau ada yang sering cemas, bahkan ada pula yang hidupnya diselimuti kecemasan. Suasana jiwa seperti ini bisa saja dipengaruhi oleh ragam masalah yang dihadapi atau dikhawatirkan menghadangnya, apakah masalah rumah tangga, suami cemas dengan ulah istri, atau sebaliknya istri cemas dengan prilaku suami. Bisa juga kecemasan dipicu kekhawatiran orang tua terhadap prilaku atau masalah yang dihadapi anak-anaknya. Mungkin juga kecemasan ditengarai tak sejalannya harapan orang tua dengan aktivitas anak, dan lain sebagainya.
Ada pula kecemasan yang dipicu oleh tekanan ekonomi, hutang atau lilitan masalah yang tak kunjung usai atau teratasi. Alhasil, setiap orang bisa saja berbeda dalam menyikapi masalah dan kecemasan, dan hal itu terpulang dari tingkat keimanannya. Semakin baik keimanan seseorang, tentu dia lebih tenang dan arif dalam menghadapi setiap masalah dan kecemasan. Sebaliknya, rendahnya keimanan bisa berdampak pada prilaku tak terpuji atau menyebabkan jiwa dan raganya terpuruk bagi mereka yang dililit masalah atau kecemasan dari persoalan sepele sekalipun.
Nyatanya kecemasan yang berlebihan atau juga disebut dengan anxietas dalam istilah psikologi atau kedokteran konvensional berpotensi merusak kesehatan. Sebab anxietas / cemas itu timbul akibat adanya respon terhadap kondisi stress atau konflik. Rangsangan berupa konflik, baik yang datang dari luar maupun dalam diri sendiri, itu akan menimbulkan respon dari sistem syaraf yang mengatur pelepasan hormon tertentu. Akibat pelepasan hormon tersebut, muncul perangsangan pada organ-organ seperti lambung, pankreas, jantung, pembuluh darah maupun alat-alat gerak.
Ulama terkemuka Hasan Al-Basri, ketika ditanya oleh sahabatnya, mengapa dia selalu tampak begitu tenang dan jauh dari kecemasan? Dia menjawab, bahwa dirinya tenang, antara lain sebab : pertama ; dia tidak pernah khawatir soal rizki karena rizkinya sudah ditetapkan Allah SWT. Kedua ; dia tenang karena yakin akan mati, sehingga yang dia lakukan adalah mempersiapkan kematian itu sendiri.
Sementara itu, Dr. Ahmad Husain Ali Salim mengungkapkan beberapa laporan statistik yang mengindikasikan bahwa persentase terbesar dari orang-orang sakit yang biasa selalu bolak-balik untuk cek rutin, sesungguhnya mereka secara mendasar mengadukan tentang guncangan emosional yang timbul dari problematika psikologis. Dan yang diperlukan oleh para penderita tersebut bukan terapi medis, namun sebenarnya mereka memerlukan terapi psikologis.
"Sekarang yang terkenal di kalangan dokter adalah bahwa nasehat yang baik untuk para penderita adalah membebaskan diri dari rasa cemas. Al-Qur`an sudah mendahului kedokteran modern dalam memberikan perhatian untuk mengarahkan manusia supaya mengontrol dan menguasai emosi mereka," ujar Ahmad Husain Ali Salim.
Untuk itu bagi mereka yang mudah cemas atau mudah dirundung kecemasan segera berhati-hati, sebab cemas sangat efektif membuat gula darah mereka tancap gas atau melambung lantaran terkurasnya cadangan energi organ tubuh, khusunya pankreas. Sehingga organ yang dikenal sebagai pabrik insulin tubuh ini mengalami kelelahan, yang pada gilirannya mengganggu produksi insulin. Dengan mogoknya produksi insulin, distribusi gula darah yang diubah menjadi energi menjadi terganggu, akibatnya gula menumpuk dan masuk ke darah...
Untuk mengatasi kecemasan ini diantaranya melazimkan membaca do`a sebelum tidur, sebagaimana Nabi SAW pernah mewasiatkan kepada seseorang, beliau bersabda: 'Apabila kamu hendak tidur, maka ucapkanlah; 'ALLAHUMMA ASLAMTU NAFSI ILAIKA WAFAWADLTU AMRII ILAIKA RAHBATAN WA RAGHBATAN ILAIKA LAA MALJA`A WALAA MANJAA MINKA ILLA ILAIKA AMANTU BIKITAABIKA ALLADZII ANZALTA WA BINABIYYIKA ALLADZII ARSALTA ( "Ya Allah ya Tuhanku, aku berserah diri kepada-Mu, aku serahkan urusanku kepada-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dalam keadaan harap dan cemas, karena tidak ada tempat berlindung da tempat yang aman dari azab-Mu kecuali dengan berlindung kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan aku beriman kepada Nabi-Mu yang telah Engkau utus" ). "Apabila kamu meninggal (pada malam itu) maka kamu meninggal dalam keadaan suci." (HR. Imam Bukhari).
Rasulullah SAW setiap kali beliau singgah pada suatu tempat, baliau banyak membaca : ALLAHUMMA INNI A`UUDZUBIKA MINAL HAMMI WAL HAZANI WAL `AJZI WAL KASALI WAL BUKHLI WAL JUBNI WA DLALA`ID DAINI WA `ALAIHI WA GHALABATIR RIJAALI ( Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keluh kesah dan kesedihan, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat bakhil dan penakut, dan dari lilitan hutang dan penindasan )." ( HR. Imam Bukhari ).
Dalam riwayat lain Zubair bin `Adi mengatakan, pernah kami mendatangi Anas bin Malik, kemudian kami mengutarakan kepadanya keluh kesah kami tentang ulah para jamaah haji. Maka dia menjawab ; 'Bersabarlah, sebab tidaklah kalian menjalani suatu zaman, melainkan sesudahnya lebih buruk daripadanya, sampai kalian menjumpai rabb kalian. Aku mendengar hadits ini dari Nabi kalian SAW." ( HR. Imam Bukhari ).
Sumber : Tabloid Bekam
No comments:
Post a Comment