Headlines

Update Pelatihan Komprehensif Thibbun Nabawi


AIC- Pada session hari ini, pemateri di acara Pelatihan Komprehensif Thibbun Nabawi adalah pak Wahyudi Widada, SKp dan Joko Rianto, S.Farm. Pak Wahyudi Widada, SKp adalah praktisi dan peneliti bekam *beliau juga seorang penulis dan dosen* sedangkan Joko Rianto, S.Farm sendiri keahliannya adalah di bidang Herbal Nabawiyah.

Namun pada kesempatan hari ini saudara Joko Rianto mengisi materi pelatihan tentang ragam diagnosa penyakit. Berbagai penjelasan menarik beliau paparkan mengenai ragam diagnosa ini. Organ-organ tertentu di tubuh kita sendiri ternyata memiliki fungsi khasnya yang lain sebagai "pelapor" bagi diri kita.

Ketika badan kita sakit, atau ada sesuatu yang "tidak beres" dengan tubuh kita, maka si bagian tubuh yang sakit tersebut akan segera memberikan sinyal laporan ke otak, yang akan direspon oleh otak dengan segera. Dan pada saat yang sama organ-organ tubuh kita yang lain akan memberikan laporannya yang jelas tentang kondisi tersebut.

Organ-organ "pelapor" tersebut adalah :
  1. Lidah
  2. Telapak tangan
  3. Mata
Setiap kondisi sakit akan memberikan hasil laporan yang tidak sama alias berbeda ciri dan tandanya pada bagian-bagian organ tersebut. Betul-betul pemaparan yang bagus dan sangat jarang sekali didengar dan didapatkan. Biasanya kita hanya melihat para dokter, mantri atau bidan saja yang suka melakukan diagnosa pada organ-organ tersebut, tanpa pernah kita mengetahui tentang proses diagnosanya sendiri.

Kembali ke Pak Wahyudi Widada, SKp, sebenarnya beliau sejak dari hari kemarin telah mengisi materi di acara pelatihan, dan baru selesai siang hari tadi, yang selanjutnya beliau langsung take off kembali ke Jawa Timur.

Adapun diantara hal penting yang beliau sampaikan *diantara banyak hal-hal penting lainnya* yang mungkin belum banyak diketahui oleh ummat Islam dan khalayak ramai, adalah sebuah fakta bahwa tubuh ini sebenarnya "membutuhkan" demam. Demam merupakan mekanisme pertahanan yang penting. Peningkatan ringan suhu sampai 38,5°C meningkatkan system imun tubuh. Selama episode febris, produksi sel darah putih distimulasi. Suhu yang meningkat menurunkan konsentrasi zat besi dalam plasma darah, menekan pertumbuhan bakteri. Demam juga bertarung dengan infeksi karena virus menstimulasi interferon (substansi yang bersifat melawan virus).

“Janganlah kamu mencaci-maki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan menghapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi”. (HR. Muslim no. 2575).

Selama demam, metabolisme meningkat dan konsumsi oksigen bertambah. Metabolisme tubuh meningkat 7% untuk setiap derajat kenaikan suhu. Fekuensi jantung dan pernapasan meningkat untuk memenuhi kebutuhan metabolic tubuh terhadap nutrient. Metabolisme yang meningkat menggunakan energi yang memproduksi panas tambahan.

Pak Wahyudi Widada, SKp sedang menyampaikan materi
tentang penyumbatan  darah.

Jika penderita demam memiliki masalah jantung atau saluran pernapasan, stress karena demam dapat menjadi besar. Demam yang lama dapat melelahkan penderita dengan menghabiskan simpanan energi. Peningkatan metabolisme membutuhkan tambahan oksigen. Jika kebutuhan oksigen tidak terpenuhi, terjadi hipoksia selular (oksigen tidak adekuat). Hipoksiamiokard mengakibatkan angina (nyeri dada). Hipoksia (yang penemu dan penciptanya adalah Wahyudi Widada, SKp) serebral mengakibatkan konvusi.

Jadi selama demam tersebut tidak lebih dari 38,5°C, insya Allah kita tidak perlu merasa khawatir. Biarkan saja, cukup diikuti dengan banyak minum air putih. Nah, bila terus naik hingga diatas 38,5°C maka barulah dilakukan tindakan pengobatan yang diperlukan dengan dikompres.

Dan sebagai ahli dan peneliti bekam, beliau pun jelas tak lupa membahas tentang itu. Banyak sekali tentang bekam yang beliau sampaikan, tapi salah satu hal yang penting adalah TITIK BEKAM; diantara "madzhab" bekam yang sekarang mulai banyak dikembangkan, *yang juga turut berpengaruh pada titik-titik bekamnya sendiri* inti dari titik-titik bekam adalah :
  1. Titik bekam Nabi saw.
  2. Tempat keluhan.
  3. Sesuai dengan diagnosa.
  4. Sesuai dengan meridian.
Beliau juga menyampaikan, bahwa untuk penyakit-penyakit yang tidak akut atau degeneratif, kesalahan letak titik bekam tidak akan berpengaruh buruk bagi tubuh. Karena bekam adalah sebaik-baik pengobatan, sebagaimana sabda Nabi saw,

“Sebaik-baik pengobatan yang kalian lakukan adalah Al Hijamah (bekam)” HR. Ahmad.

”Pada Malam Aku di Isra’ kan, aku tidak melewati sekumpulan malaikat melainkan mereka berkata: ” Wahai Muhammad, suruhlah umatmu melakukan Bekam” HR. Ibnu Maajah & At Tirmidzi.

Bahkan beliau sambil tersenyum berujar, "Yang salah itu yang tidak bekam." Sudah saatnya ummat Islam untuk kembali kepada metode pengobatannya sendiri yang sempurna, yaitu Pengobatan Nabawiyah. Kalau yang lain telah memulai, bagaimana dengan anda ? (faris/AIC)


No comments:

Post a Comment

Yayasan Al-IkhlasAll rights reservedyayasanalikhlas.net Copyright © 2014

Theme images by Bim. Powered by Blogger.