"Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya [503], niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman." (QS. Al An `Aam : 125)
Sesungguhnya bernafas
adalah proses memberi makan sel-sel tubuh dengan oksigen. Sel-sel tubuh tidak
bisa bertahan hidup kecuali jika mereka diberi oksigen. Itulah sebabnya manusia
hanya dapat menahan nafas untuk waktu yang singkat saja. Juga di ketinggian ketika
sadar oksigen semakin menipis, seseorang yang sedang mendaki akan
merasakan berat bernafas dan dadanya kian terhimpit lantaran kesulitan
mendapatkan oksigen. Jika hilangnya pasokan oksigen dibiarkan lebih lama lagi,
maka sel-sel tubuh kemudian akan mati dan akhirnya manusia akan tewas.
Bernafas adalah proses
yang melibatkan banyak sekali komponen yang tergabung dalam system pernafasan. Menurut
Ibnu Qayyim, saluran pernafasan manusia bercabang menjadi beberapa saluran yang
akhirnya sampai pada saluran akhir yang sangat tipis. Setiap saluran diliputi selaput
tipis yang bersambungan dengan dinding urat darah kecil. Disinilah darah
dibersihkan dan mengangkut oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh.
Sistem pernafasan terdiri
dari sistem pernafasan atas dan sistem pernafasan bawah. Sistem pernafasan atas
terdiri meliputi hidung, tenggorokan, laring (organ suara) dan batang
tenggorok. Sementara sistem pernafasan bawah dimulai dari karina (percabangan
menjadi dua batas batang tenggorok), lalu bronkus (syu`ba) primer,
sekunder, dan tersier, diteruskan bronkiolus, serta alveoli.
Dr. Ahmad Husain Salim
dalam bukunya, Menyembuhkan Penyakit Jiwa dan Fisik mengatakan bahwa
percabangan saluran pernafasan memiliki dua saluran utama di kanan dan kiri. Saluran
kanan agak menyimpang kira-kira 25 derajat, sedangkan saluran kiri agak
menyimpang sekitar 45 derajat. Percabangan ini memungkinkan sebagian besar
udara masuk ke paru-paru sebelah kanan, dan hal ini sesuai dengan kebutuhan
udara yang diperlukan. Sebab paru-paru sebelah kanan terdiri dari tiga bilah,
dan paru-paru sebelah kiri terdiri dari dua bilah.
Ahmad Husain menambahkan,
bahwa manfaat penyimpangan saluran sebelah kiri memiliki sudut yang lebih
besar, karena secara relative memungkinkan lengkungan aorta bergantung
kepadanya dalam bentuk yang baik, saluran ini bersama-sama dengan aorta dalam
memikul jantung.
Menurut Dr. Ahmad,
setidaknya terdapat sekitar 750 juta saluran dalam paru-paru. Setiap saluran
tersebut mendapatkan kelezatan dengan tutup tipis dan bersambung dengan dinding
urat darah kecil. Normalnya dari 750 juta saluran, hanya sepersepuluhnya saja
yang dipakai untuk bernafas. Jika terjadi kondisi krirtis maka akan terbukalah
banyak saluran tambahan yang belum dipergunakan. Setiap hari manusia bernafas
lebih dari 25 ribu kali. Dalam ukuran waktu tersebut, setidaknya 180 meter
persegi udara yang mengandung 5-6 meter persegi oksigen terhirup kedalam tubuh.
Kemudian setelahnya, terjadilah proses filterisasi darah secara sempurna dengan
menghilangkan gas arang dan pemberian oksigen yang penting bagi tubuh. Setidaknya
terdapat 200 meter persegi jaringan saluran yang membentang luas untuk bekerja
menyaring darah.
Sementara menururt Prof. Adnan
Oktar (Harun Yahya), bahwasanya setelah udara terhirup, pertama-tama udara
dibersihkan dalam hidung dan udara diatur dengan bulu-bulu yang berfungsi
sebagai saringan. Bulu-bulu ini mengolah udara yang tercemar atau dingin
menjadi udara cocok untuk paru-paru. Bulu-bulu dalam hidung bertugas untuk
menyaring, membersihkan, melembabkan, menghangatkan, dan memurnikan udara dari
bakteri. Setidaknya bulu ini melindungi tubuh dari 20 miliar zat asing setiap
harinya.
Setelah dibersihkan di
dalam hidung, udara akan meneruskan perjalanannya ke saluran pernafasan melalui
pipa saluran pernafasan (saluran pernafasan atas). Dalam udara ini, masih ada
benda asing (seperti debu) yang merugikan kesehatan manusia. Oleh karena itu,
udara yang dihirup perlu dideteksi keamanannya oleh lapisan tipis yang
membentuk permukaan saluran pernafasan. Prosedur selaput ini disebut lapisan mucus
(lendir). Mukus akan menahan partikel-partikel yang sangat halus seperti debu
agar tidak memasuki paru-paru. Selain itu ada prosedur lain yang terdiri atas bentuk-bentuk seperti rambut
(bulu) yang sangat kecil disebut silia, yang berada di bawah lapisan mukus
sehingga dapat menahan dan mengeluarkan partikel berbahaya. Selain itu, begitu
benda-benda asing disedot kedalam tenggorokan, dengan sendirinya seseorang merasa
perlu menelannya. Dengan begitu, semua benda asing yang bisa membahayakan
kesehatan masuk ke lambung, kemudian akan dipecah dan dihancurkan oleh asam
lambung.
Udara yang telah melewati
tenggorokan akan melalui saluran pernafasan bawah, yang dimulai dari bronkus
primer yang letaknya sejajar dengan tulang punggung torakal kelima. Bronkus kanan
lebih pendek dan lebih lebar daripada sebelah kiri. Bronkus memiliki tiga cabang
besar, yaitu cabang bronkus atas, tengah dan bawah. Bronkus kiri lebih langsing
dari yang kanan. Bronkus dilapisi dengan epitel berbulu. Bulu halus tersebut
baru hilang setelah memasuki percabangan bronkus terminal yang berganti dilapisi
dengan jaringan epitel pipih. Di bronkus ini pula apabila terjadi penebalan dan
pengejangan otot dan akibat reaksi berantai yang memicu meledaknya histamine,
maka bronkus akan ikut berkerut serta kehilangan kekenyalannya untuk menarik nafas.
Reaksi inilah yang disebut dengan asthma.
Selanjutnya udara yang
telah melewati bronkus akan merembes di alveoli sehingga terjadi pertukaran
antara gas dan sisa olahan hasil pernafasan dalam darah. Dengan menggunakan
peredaran darah didalam paru-paru, udara diteruskan ke seluruh sel tubuh untuk
memberi makan sel-sel tersebut. Sementara itu, udara menerima karbon dioksida
sisa olahan sel, yang merupakan bahan buangan. Ketika manusia menghembuskan
nafas, artinya manusia mengeluarkan karbon dioksida yang dikumpulkan
ssel-selnya.
Sumber :
Tabloid Bekam
No comments:
Post a Comment