
"Menguap adalah dari setan, jika salah satu dari kalian menguap, maka hendaknya ditahan semampu dia, sesungguhnya jika salah dari kalian (ketika menguap) mengatakan (mengeluarkan bunyi) : 'hah', maka setan tertawa." (HR. Imam Bukhari & Muslim)
Ternyata menguap bukan saja pertanda seseorang itu mengantuk, namun lebih dari itu isyarat adanya kelemahan seseorang sehingga dia berada di bawah pengaruh setan. Selain itu menguap juga ancaman masuknya setan yang kelak berpotensi menggagahi rangkaian organ tubuh dan darah, termasuk area saluran nafas. Karena itu menjadi kewajiban bagi kaum muslim untuk berhati-hati dan menjaga akhlaknya ketika menguap.
Kewaspadaan menguap juga harus dilakukan disaat shalat, karena menguap bisa memutus bacaan shalat. Untuk itu Rasulullah SAW bersabda : "Menguap ketika shalat adalah dari setan, jika salah seorang dari kalian menguap, maka tahanlah semampunya." (HR. At Tirmidzi)
Para ulama sependapat bahwa mereka yang menguap pada saat shalat hendaknya menghentikan bacaan atau mengulang bacaannya. Karena hampir dipastikan mereka yang menguap saat membaca ayat tidak sempurna atau terputus bacaannya. Imam Malik Rahimahullah menyatakan : "Mulutnya ditutup dengan tangannya ketika shalat sampai selesai menguap. Jika menguap ketika sedang membaca bacaan shalat, kalau dia memahami apa yang dibaca maka hukumnya makruh namun sudah mencukupi baginya (bacaan dia). Tetapi jika tidak memahaminya, maka dia harus mengulangi bacaannya, dan jika tidak mengulanginya, -kalau bacaan tersebut adalah surat Al-Fatihah-, maka itu tidak mencukupi (tidak sah shalatnya), dan kalau selain Al-Fatihah, maka sudah mencukupinya (shalatnya sah)."
Berkenaan dengan hal ini Imam An Nawawi rahimahullah mengatakan bahwa menguap merupakan masalah yang kurang mendapat perhatian namun sangat penting dijelaskan kepada ummat. Diantaranya seorang yang menguap ketika shalat, dia harus menghentikan bacaan shalatnya sampai menguapnya selesai, kemudia melanjutkan bacaannya.
Sementara Imam Malik rahimahullah berpendapat seseorang yang menguap ketika shalat harus menutup mulutnya hingga selesai menguap. " Jika menguap ketika sedang membaca bacaan shalat, kalau dia memahami apa yang dibaca, maka hukumnya makruh namun sudah mencukupi baginya (bacaan dia). Tetapi jika tidak memahaminya, maka dia harus mengulangi bacaannya, dan jika tidak mengulangi bacaannya, -kalau bacaan tersebut adalah surat Al-Fatihah-, maka itu tidak mencukupi (tidak sah shalatnya), dan kalau selain Al-Fatihah, maka sudah mencukupinya (shalatnya sah)." ujarnya.
Sebagian oang berpendapat bahwa menguap sebagai pertanda bahwa tubuh kekurangan oksigen dan gizi/nutrisi, terutama organ paru-paru dan otak. Hal ini berdampak pada kemalasan, kelalaian, lesu kantuk dan pekerjaan tubuh yang tak seimbang. Lebih dari itu menguap merupakan refleksi dari beratnya beban diri, jiwa yang tertekan, stress yang mengakibatkan lalai, malas serta buruknya pemahaman.
Untuk itu menguap perbuatan yang dibenci Allah SWT, dan disukai setan. Maka dari itu saat menguap diperintahkan menutup mulut dengan telapak atau punggung tangan rapat-rapat, karena diintai setan yang selalu mencari celah untuk menerobos masuk ke tubuh.
Menguap dengan mulut terbuka dengan tujuan menghirup udara sekuat mungkin, tentu bisa membahayakan kesehatan karena bisa menarik berbagai kuman, mikroba, debu kedalam tubuh. Lebih bahaya lagi bila yang masuk adalah musuh kaum muslimin, yaitu setan. Na`udzubillah.
Pasalnya menarik udara yang baik bukan melalui mulut, namun melalui hidung dan semua materi yang akan masuk tubuh akan diseleksi dengan ketat.
Menguap juga bisa karena lambung terlampau penuh, dan hal ini yang dilarang oleh syari`at. Bahwa Islam mengajarkan makan saat lapar dan berhenti sebelum kenyang. Mereka yang lambung penuh makanan dan minuman hanya membuat tubuh mengarahkan konsentrasi pekerjaannya mengolah makanan tersebut, atau kegiatan tubuh terpusat di perut.
Prof. DR. Moh. Hasan Machfoed, Sp.S, MS, spesialis saraf di RS. Dr. Soetomo Surabaya mengatakan kurangnya oksigen di otak bisa menurunkan kewaspadaan dan konsentrasi terhadap pekerjaan maupun lingkungan sekitar, dan hal itu bisa dipicu oleh lambung yang penuh. "Sebab bila makanan yang masuk ke tubuh terlalu banyak, lambung akan sangat penuh, sehingga konsentrasi utama tubuh hanya mengurai makanan," ujarnya.
Seperti dirilis Kompas.com, Hasan Machfoed menjelaskan bila banyak oksigen digunakan mengurai untuk makanan, besar kemungkinan organ lain, misalnya otak kekurangan oksigen (O₂), dan sinyal yang muncul adalah menguap terus menerus. Wallahu a`lam.
Sumber : Tabloid Bekam
No comments:
Post a Comment