Dari Khalid bin Sa`id dia berkata; kami pernah bepergian yang diantarana terdapat Ghalib bin Abjar, di tengah jalan ia jatuh sakit, ketika sampai di Madinah ia masih menderita sakit, lalu Ibnu `Atiq menjenguknya dan berkata kepada kami; "Hendaknya kalian memberinya habbatussauda' (jintan hitam), ambilah lima atau tujuh biji, lalu tumbuklah hingga halus, setelah itu teteskanlah di hidungnya disertai dengan tetesan minyak sebelah sini dan sebelah sini, karena sesungguhnya Aisyah r.a pernah menceritakan kepadaku bahwa Nabi SAW bersabda: "Sesungguhnya habbatus sauda' ini adalah obat dari segala macam penyakit kecuali saam."Aku bertanya; "Apakah saam itu?" beliau menjawab: "Kematian." (HR. Bukhari).
Jintan hitam atau habbatus sauda dalam bahasa Persia disebut Syuwainiz. Ibnu Qayyim mengatakan bahwa jintan hitam berkhasiat menghilangkan gas, mengobati demam ad-ribi'i (demam yang berulang setiap empat hari) yang disertai batuk berdahak dan sejenisnya, membuka sumbatan dan mengusir angin. Ia bersifat membersihkan, memotong dan mengurai. Bila uapnya dihirup berkhasiat mengatasi pilek dingin.
Dr. Peter Schleicher, Imunolog asal Munich, Jerman mengatakan bahwa jintan hitam terbukti memiliki efek anti histamine, anti oksidan, anti mikotik, dan efek bronchodilating (melegakan saluran bronchus).
Penggunaan jintan hitam untuk asma dengan cara membalurkan minyaknya yang diencerkan dengan minyak zaitun, sebanyak satu banding lima di dada dan punggung. Selain itu dapat juga menghirup uap minyak jintan hitam pada pagi hari dan sore hari, serta menggunakan ¼ sendok teh minyaknya yang ditempatkan dibawah lidah.
Madu (Al-`Asl)
Nabi SAW bersabda, "Kesembuhan bisa diperoleh dengan tiga cara: Dengan meminum madu, dengan pembekaman, dengan besi panas, dan aku melarang umatku (menggunakan) pengobatan dengan besi panas." (HR. Bukhari)
Abu Abdillah Al-Mazari mengatakan, hadits tentang tiga cara kesembuhan seolah Nabi SAW mengisyaratkan penggunaan madu sebagai obat pencahar akibat penyumbatan jenis kuning (empedu kuning), jenis yang, menyerang tenggorokan (lendir), dan jenis hitam (empedu hitam).
Sementara Ibnu Qayyim menguraikan masud dari hadits tiga cara untuk menempuh kesembuhan dengan mengatakan bahwa apabila penyakit bersifat dingin, dapat diatasi dengan pemanasan, yaitu meminum madu karena madu mengandung zat pemasak dan perencah, pelembut, pencahar dan pelunak.
Madu memiliki banyak nama, diantaranya asy-syahd artinya madu yang belum diperas dari sarangnya. Lalu adh-dharb, yaitu madu putih yang kental atau keras.
Nama lainnya adz-dzaub, yaitu madu murni. Ibnu Qayyim menyatakan bahwa madu yang terbaik adalah yang paling jernih, paling putih dan tidak tajam serta paling manis.
Madu yang diambil dari daerah gunung dan pepohonan liar memiliki keutamaan tersendiri daripada yang diambil dari sarang biasa, dan tergantung pada tempat lebah berburu makanannya.
John Hill dalam bukunya Keistimewaan Madu merekomendasikan penggunaan madu dalam pengobatan asma. Penggunaan madu untuk mengurangi serangan asma dapat dilakukan dengan cara minum tiga kali sehari satu sendok teh bubuk kunyit yang dicampur dengan susu dan madu.
Bisa juga minum satu sendok teh madu dicampur setengan sendok teh bubuk kayu manis diminum sebelum tidur di malam hari dan sebelum makan pagi. Madu juga dapat diminum secara tunggal sebanyak dua sendok teh pagi dan malam. Atau dijadikan pemanis saat minum teh.
Sumber: Tabloid Bekam
(Bersambung)
No comments:
Post a Comment